Sabtu, 24 November 2012

Tips Menjadi Penterjemah


Meski judul tulisan ini mengandung kata pemula, tidaklah berarti bahwa saya sudah senior, apalagi manula. Dari segi usia, jelas saya masih di 30-an awal. Dari segi jam terbang profesi sebagai penerjemah, bisa dibilang saya masih berada di pertengahan. Tentu, saya menjalani proses membangun karier penerjemah dari nol. Pastinya pernah menjadi pemula, dan mengalami pahit-getirnya sebagai penerjemah bermodal tekad dan semangat, sementara pengetahuan dan wawasan masih malu-malu beranjak dari titik nol. Dari hasil perjalanan dari titik nol hingga sedikit di atasnya itulah, saya ingin berbagi 8 tips sederhana yang akan membantu kita menjadi penerjemah yang lebih cermat dan selamat. Cermat dalam arti pekerjaan kita beres, rapi, bagus mutunya. Selamat dalam makna pekerjaan yang kita selesaikan itu tidak mengundang hujatan dari klien; malah diharapkan mendatangkan pujian dan proyek berkelanjutan.
Delapan tips ini berkaitan dengan apa saja yang harus dilakukan oleh seorang penerjemah ketika mengerjakan proyek terjemahan hingga mengirimkannya kepada klien, baik itu klien sebagai pengguna akhir atau agensi/biro terjemahan.
  1. Riset peristilahan. Kita adalah penerjemah, bukan pengarang. Teks yang kita terjemahkan tentu saja harus mengikuti peristilahan yang sudah ada. Dalam hal ini, kita harus membiasakan diringubek-ngubek kamus dan glosarium. Kalau ada pertentangan antara istilah baku dan istilah di masyarakat, silakan tanyakan kepada klien, mereka maunya yang bagaimana. Kalau kita merasa bisa menebak padana dari istilah asing, jangan malu-malu untuk mengujinya di Google, setidaknya untuk melihat apakah istilah tersebut sudah digunakan atau masih asing. Kalau punya teman atau kenalan yang menguasai bidang yang kita terjemahkan, jangan ragu untuk bertanya.
  2. Penyuntingan. Sebaiknya kita luangkan waktu untuk  memeriksa hasil terjemahan kita terhadap naskah sumber, usahakan kalimat demi kalimat asli. Apakah makna di naskah sumber sudah tersampaikan secara akurat pada naskah sasaran?
  3. Baca ulang hasil terjemahan. Dalam hal ini kita perlu memastikan apakah kalimat-kalimat di bahasa sasaran sudah memiliki keterbacaan yang baik dan terkesan alami? Kalau bahasa sasaran masih terasa kuat sebagai naskah terjemahan, berarti kita harus memolesnya lagi.
  4. Seragamkan format. Format berkaitan dengan tata letak dan tampilan teks atau naskah. Kita harus memastikan agar segala macam format sudah sesuai dengan naskah sumber. Jangan lupa memeriksa tabel dan grafik, jika ada.
  5. Periksa ejaan. Ini bagian yang mutlak harus kita lakukan. Jangan sampai kita mengirimkan pekerjaan yang mengandung banyak kesalahan typo. Berbuat salah memang manusiawi. Tapi terlalu banyak kesalahan typo, apalagi jika berulang, menunjukkan bahwa kita adalah manusia yang ceroboh, tidak cermat, dan tidak peduli pada mutu pekerjaan kita.
  6. Periksa kembali setiap konversi. Ada kalanya kita harus melakukan konversi, perubahan satuan. Mungkin berkaitan dengan mata uang, entah simbolnya atau nilainya. Terkadang juga menyangkut pengukuran jarak, satuan panjang, suhu, dll. Jangan lupa juga bahwa seringkali kita harus mengubah titik menjadi koma, seperti dalam “3.5 cm” dan “3,5 cm”.
  7. Pengiriman hasil pekerjaan. Jangan mengirimkan hasil terjemahan tanpa melalui langkah-langkah di atas. Sebagai orang yang mencari nafkah dengan melakukan pekerjaan penerjemahan, tentunya kita ingin memberikan kesan yang baik kepada klien. Dalam hal ini, kewajiban kita adalah mengirim hasil terjemahan dalam format yang sesuai dan pekerjaan dikirim tepat pada waktunya.
  8. Minta konfirmasi dari klien. Ini terutama berlaku bagi pengiriman pekerjaan melalui e-mail. Jangan lupa untuk meminta konfirmasi penerimaan hasil terjemahan dari klien, supaya jelas bahwa pekerjaan telah tuntas dan klien telah menerima file kiriman dengan tanpa kendala. Kalaupun misalnya ada kendala, misalnya klien minta file format .doc tapi kita malah mengirim format .docx, itu bisa segera ketahuan masalahnya tanpa harus menunggu berlarut-larut.
Itulah sedikit tips yang berasal dari pengalaman pribadi saya. Sengaja saya tujukan kepada penerjemah pemula, karena seperti yang saya alami, penerjemah pemula kadang masih terlalu semangat menuntaskan pekerjaan dan sesegera mungkin mengirimkan hasil, dengan harapan agar segera mendapat orderan baru. Adapun bagi penerjemah senior, tentu saja langkah-langkah di atas sudah menjadi bagian rutin dalam setiap proyek terjemahan yang dikerjakan. Karena itu, kepada yang senior ini, jika ada tips lain yang bisa dibagikan kepada kami para yunior, dimohon kesediaannya untuk sedikit melengkapi tips singkat di atas. Silakan tuliskan tips Anda di kolom komentar di bawah ini.
Salam sukses untuk para penerjemah Indonesia!

Website sumber : http://mradhi.com/terjemahan/8-tips-menjadi-penerjemah-pemula-yang-cermat-dan-selamat.html

Tidak ada komentar: