Untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam pembiayaan jaminan kesehatan bagi penduduk DKI Jakarta, Pemprov DKI Jakarta menetapkan pelayanan Ambulans Gawat Darurat (AGD) digratiskan bagi seluruh warga DKI Jakarta.
Pembiayaan AGD akan ditanggung sepenuhnya oleh APBD DKI melalui dana program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Miskin (JPK Gakin) dan JPK PN Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Persyaratan penggunaan AGD hanya KTP DKI saja. Bila warga tidak mempunyai KTP DKI, bisa menyertakan Kartu Keluarga atau surat keterangan domisili dari RT/RW. Untuk mendapatkan layanan AGD Dinas Kesehatan DKI, warga dapat menghubungi nomor 118 atau 021-65303118, 65302940 dan 44794062.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emmawati, mengatakan warga DKI Jakarta bisa menggunakan layanan AGD bila ada keluarganya yang mengalami gangguan kesehatan dan membutuhkan penanganan lebih intensif selama perjalanan ke rumah sakit yang dituju.
Dinas Kesehatan DKI telah mengeluarkan kebijakan membebaskan biaya penyewaan ambulans AGD kepada seluruh warga DKI dan semua golongan ekonomi.
“Sejak 1 Juli 2012, Biaya penggunaan AGD sudah kami gratiskan. Silakan gunakan AGD ini sesuai keperluan. Kalau ada kerabat keluarga kena serangan jantung atau stroke ringan silakan hubungi AGD. Syaratnya mudah sekali hanya punya KTP DKI atau KK atau surat keterangan domisili dari RT dan RW,” kata Dien, di kantor Dinas Kesehatan DKI, Jalan Kesehatan, Jakarta Pusat, Senin (13/8).
AGD Dinas Kesehatan DKI Jakarta sudah memiliki pelayanan bersertifikat ISO 9001:2008 dan berstandar internasional. Sehingga pelayanan dijamin tidak akan membedakan warga yang miskin atau yang kaya. Bahka seluruh petugasnya sudah memiliki sertifikat keahlian dan keterampilan di bidang medis.
“Selama ini layanan yang sering dilakukan AGD adalah pasien yang terkena serangan jantung atau stroke di malam hari. Lebih baik warga menggunakan AGD ini untuk mendapatkan layanan kesehatan yang prima, selain petugasnya bersertifikat internasonal, di dalamnya pasien bisa ditangani penanganan darurat baik dirumah maupun didalam ambulans,” katanya.
Hingga saat ini, di DKI Jakarta telah ada sebanyak 51 ambulans dengan total petugas 237 orang. Jumlah cukup memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah DKI Jakarta. Bila dibandingkan Kuala Lumpur, kota ini hanya memiliki 20 ambulans gawat darurat.
Dalam ambulans, lanjutnya, sudah ada standar peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), seperti oksigen, emergency it, CPR atau alat bantu pernapasan. Dan direncanakan akhir tahun ini akan dilengkapkan dengan ventileter sehingga pasien bisa tertolong hingga sampai di rumah sakit.
Kepala AGD Dinas Kesehatan DKI, John Marbun, menerangkan selama Lebaran ini, akan dikerahkan 10 unit dari 51 AGD yang ada untuk membantu posko-posko kesehatan yang tersebar di 43 titik lokasi. 10 unit AGD akan membantu 42 ambulans Puskesmas Kecamatan yang sudah siap siaga di posko kesehatan.
Umumnya, ambulans Pusesmas kecamatan hanya untuk membantu pada tingkat P3K, namun bila penyakitnya tidak tertangani maka akan diserahkan ke ambulans AGD yang peralatan kesehatannya lebih lengkap dan canggih.
“Sisanya 41 unit AGD lagi disiagakan untuk menangani kecelakaan yang terjadi setiap harinya. Biasanya setiap hari terjadi 15 kasus kecelakaan di Jakarta. Selebihnya digunakan untuk menerima panggilan bantuan dari warga yang membutuhkan layanan kesehatan yang cepat dan tepat untuk mennyelamatkan jiwa pasien,” kata John.
Pelayanan kesehatan dua shift, dalam satu ambulans AGD terdapat dua petugas medis. Setiap hari, ambulans yang dijalankan hanya 30 unit per hari dengan 60 petugas yang bertugas.